Rabu, 28 Desember 2011

Eyang mengunyah sirih? Apa untungnya?


 

Fakta Tentang MenyirihMenyirih mulai dilakukan  oleh masyarakat di China dan India lalu menyebar ke benua Asia termasuk  Indonesia. Namun efek menyirih terhadap gigi dan gusi tidak selalu positif,  tergantung dari kandungan apa saja yang digunakan untuk menyirih. Bahan yang  paling baik untuk menyirih adalah daun sirih tanpa dicampur dengan kandungan  lainnya sehingga hasil yang didapatkan akan positif.
Apa saja sih bahan dalam menyirih….?
Dubang
Kependekan dari iDU aBANG, yaitu maksudnya adalah ludah merah, dalam arti harafiah, arti sebenarnya bahwa ludah yang berwarna merah terang. Dubang adalah bisa dibilang produk hasil nginang. Kenapa bisa merah? Nanti akan dibahas di bawah.

 Tempolong
Atau tempat ludah, dalam bahasa Jawa disebut wadah idu, dalam bahasa Inggris lebih keren disebut dengan spittoon atau populer disebut dengan cuspidor. Istilah cuspidor lebih banyak digunakan dalam terminologi dokter gigi. Tempolong memiliki sejarah panjang sekali, walaupun kelihatan sepele dan “menjijikkan” tapi begitulah adanya, berkembang seiring dengan peradaban manusia. Dimulai di Asia dan memasuki Amerika dan Eropa sekitar tahun 1840.

Sirih
Piper betle nama ilmiahnya. Banyak sekali kegunaan sirih dan banyak sekali digunakan dalam kegunaan tradisional bukan saja di Indonesia tapi dikenal luas dalam dunia pengobatan tradisional di Asia. Banyak sekali kegunaan dalam khasanah tradisional Indonesia, yang paling terkenal adalah kegunaan untuk, mengobati mimisan, obat batuk, sariawan, bau mulut, bau badan, luka bakar, dan masih banyak lagi.

Gambir
Mengutip dari Wikipedia, gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama Uncaria gambir. Kandungan penting gambir adalah catechin satu bahan alami yang bersifat anti-oksidan.
Kegunaan gambir yang utama di Nusantara adalah dikenal luas sebagai salah satu komponen nyirih atau nginang. Dari Sumatera sampai Papua diperkirakan sudah 2.500 tahun lalu mengenal gambir dengan kegunaan untuk menyirih.
Injet/Enjet atau Kapur Sirih
Dalam bahasa kerennya disebut dengan “Slaked Lime” yaitu satu bentuk pasta yang dibuat dari menggiling atau menghancurkan cangkang kerang dan membuatnya menjadi pasta.

Areca Nut atau Betel Nut
Buah mungil dari golongan palem ini biasanya dipotong kecil dan digulung bersama dengan daun sirih, gambir dan injet, kemudian dikunyah bersama sehingga menimbulkan warna merah. Di Taiwan sendiri hanya gulungan daun sirih dan areca nut yang sering salah kaprah menjadi disebut dengan betel nut, karena kegunaan bersama dengan daun sirih tsb.

Ritual Nginang
Cara nginang atau menyirih dari satu tempat ke tempat lain berbeda. Di Taiwan juga dikenal menyirih. Menyirih di Taiwan, bukan hanya sekedar menyirih tapi juga “cuci mata” atau mungkin ada “after sales service” ya kita tidak tahu.
Seingat saya, nginang di Jawa Tengah, lebih spesifik lagi di Surakarta dan sekitarnya, waktu saya kecil cukup populer. Yang saya tahu, di mulut para simbah tadi itu tersemat satu gepok susuhyang kelihatan seperti sulur-sulur begitu. Dan kemudian saya ketahui adalah gumpalan rajangan tembakau.
Nginang di Jawa Tengah dan sekitarnya dilakukan dengan mencampurkan semua bahan di atas: dauh sirih, injet/enjet, dan cuilan kecil gambir. Sedulit kapur tadi dioleskan di atas daun sirih, dan di atasnya ditaruh secuil kecil gambir, daun dilipat, dan kemudian dimasukkan mulut dan mulai dikunyah.
Entah reaksi apa yang terjadi, tapi yang pasti makin lama warna di mulut berubah menjadi merah menyala. Sesaat kemudian, ludah berwarna merah terang akan mulai diludahkan. Setelah beberapa saat, akan disambung dengan gumpalan tembakau rajangan tadi untuk membersihkan gigi dan bibir, serta dihisap-hisap. Menurut yang pernah saya tanya dulu kala, rasanya sungguh nikmat.
Kalau kita lihat dan perhatikan, orang-orang tua di pedesaan kebanyakan giginya sangat kuat, jarang yang bolong, dan jarang yang tanggal bahkan sampai tutup usia sekalipun. Mungkin standard kecantikan jaman dulu kala dan mungkin masih ada sekarang di pedesaan bahwa bibir yang merah menyala karena warna nginang merupakan kecantikan tersendiri.
Bisa kita perhatikan bahwa di pedesaan di mana banyak para wanita yang nginang, akan dengan mudah kita jumpai di mana-mana akan ada bekas dubang tadi. Di bagian bawah pepohonan, di akarnya, di bagian bawah pintu rumah, di pelataran depan dan belakang di rumah pedesaan. Tanda-tanda bercak memerah yang mengering menandakan penghuninya nginang.
Nginang setahu saya bukan saja di Asia bahkan di Amerika juga dikenal nginang, walaupun saya tidak tahu apakah sekarang masih ada, tapi yang saya tahu adalah di jaman Wild-Wild West cukup banyak nginang dilakukan. Dalam bentuk kartun salah satu yang paling saya ingat adalah dalam buku Lucky Luke, Calamity Jane, kegemaran meludah sembarangan karena nginang bikin saya ketawa kalau teringat.
Kapur/injet/enjet berperan sebagai bahan yang menahan active ingredient dari campuran gambir, betel nut dan daun sirih. Reaksi kimiawi dan enzymatis dari kesemua campuran ditambah dengan ludah manusia, yang menyebabkan warna merah. Bahan aktif dan anti-oksidan dari kesemua bahan itulah yang diserap ke dalam darah.
Banyak kontroversi mengenai bahaya dan manfaat dari nginang ini, tapi setahu saya belum ada yang melakukan penelitian mendalam mengenai “ramuan ajaib” ini. Alangkah hebatnya jika ada ilmuwan yang dapat meneliti dan kemudian mengisolasi bahan-bahan aktif ingredient dari kesemua bahan tsb dan dimanfaatkan dalam bidang kesehatan.
Dengan demikian dapat meminimalisasi efek merusak dan warna yang mengerikan untuk standard sekarang ini serta bau khas yang saya yakin sebagian besar dari kita tidak menyukainya sekarang ini. Efek merusak yang dapat dihindari adalah kanker mulut untuk sebagian para penginang ini. Kebenarannya bagaimana? Walahualam…..
Kegunaan yang dikenal kalangan praktisi biofarmaka adalah menyembuhkan cacingan, mengatasi nafas berbau, sakit kepala, linu atau nyeri sendi, arthritis, sakit gigi, gangguan pencernaan, decongestan ampuh, dan dipercaya juga salah satu fungsinya adalah afrodisiak.
Sebagian besar orang jaman sekarang pasti tidak mau menyirih lagi, karena pergeseran nilai-nilai yang ada, lebih praktis menggunakan sikat gigi ataupun pembersih mulut sejenisnya. Namun perlu kita ingat bahwa budaya nginang/nyirih itu pernahada dan masih ada diwilayah Indonesia. Tak apa jika tidak ikut nyirih, karena saya juga tidak…..^_^. Tapi sebagai generasi penerus kita wajib tau dan mengerti bahwa nginang/nyirihmemang ada di Indonesia,…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar